Minggu, 11 Maret 2012

About Being Independent

Mungkin kalian sering melihat saya jalan - jalan di mall sendirian, belanja bulanan sendirian, milih - milih baju sendirian, makan siang di resto fast food sendirian atau melihat - lihat buku di Gramedia sendirian.

Saya sangat benci hal - hal ribet seperti: janjian sama temen buat beli baju baru di hari munggu, kemudian dihari sabtu saya harus memastikan bahwa dia tidak berniat membatalkan janji tersebut dan di hari minggu nya pun saya harus ribet - ribet ketemuan dimana atau berangkat jam berapa, berangkat sendiri atau barengan.

Pergi sendirian membuat saya melewatkan fase-fase-janjian yang memusingkan itu. Saya tidak harus menyesuaikan diri dengan siapa - siapa, tidak harus merasa-gak-enak kalo milih bajunya kelamaan dan gak harus mempercepat/memperlambat tempo berjalan biar tetep bisa beriringan. Dan yang terpenting, gak harus berdebat tentang "enaknya makan dimana ya abis ini?"

Saya merasa sangat bebas dalam menentukan pilihan saat jalan - jalan sendirian. Tidak harus mendengarkan pendapat orang lain, tidak harus menyesuaikan diri dengan kemauan orang lain, dan tidak harus mengikuti apa yang saya tidak mau. It's all about myself at the end. Gw bisa menentukan sendiri kemana langkah gw selanjutnya (mulai lebay).


Selain itu saya juga hobi menyelesaikan pekerjaan (yang harusnya bisa dikerjakan oleh banyak orang) sendiri. Misalnya: Buku murid di sekolah.
Setiap hari Saya dan guru kelas B3 yang lain harus mempersiapkan bahan belajar untuk keesokan harinya. Menulis, berhitung, pekerjaan rumah, melipat, menempel dan sebagainya.
Tapi, saya memilih melakukan semuanya sendiri. Kenapa? biar cepet selesai.
Karena itu dia, saya paling males ribet. Ribet nungguin guru-yang-satunya-lagi selesai ngegosip sama wali murid atau nungguin dia mood. I'm too bad to be in a teamwork.

Gw dipaksa oleh hidup untuk dapat meng-handle segala sesuatu dalam kehidupan gw. Hal itu berawal dari quote bokap:

"Nanti, kamu jangan pernah bergantung sama orang lain"

Semenjak itu gw selalu-harus-dapat melakukan segala sesuatu dalam segala hal sendiri. Gw harus-dapat menyelesaikan persoalan - persoalan hidup gw sendiri. Gw harus-dapat menyesuaikan diri dalam segala situasi. Dan gw terbiasa. Gw bisa. Gw nyaman.

Gw merasa sangat independen.

ATAU..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bisa saja gw memang gak punya temen, kesepian.

Gw kadang bingung mendefinisikan apakah gw independen atau kesepian.
Entah kenapa gw mulai meng-klasifikasi-kan teman akhir - akhir ini.
Teman dekat, teman di kerja, teman kampus, teman se-band, teman kerjasama, teman karaoke, teman lama, teman SMA, teman-yang-sebatas-didunia-maya, teman-dulu-pernah-featuringan, teman-kakak-tingkat, teman-karena-tetangga, teman-yang-lupa-namanya, dsb, dsb. Walaupun intinya semuanya teman.

Gak seperti kebanyakan perempuan, gw gak punya grup-temen-cewek. Malah gw sengaja menghindari bentuk pertemanan itu karena males terlibat konflik-konflik khas grup-temen-cewek.
Temen cewek terdekat gw adalah Annisa dan Laras, Annisa sibuk kerja, Laras udah di Jogja. Tersisa beberapa temen-deket-cowok yang gw gak sudi nyebut namanya disini :b
And in the end i spend my time with all these douchebags, but mostly, with my boyfriend.

However, life will (and have to) go on and on and on. I have to be tough. I must.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar